Dariku, untuk Para Silia
Aku membencimu, Putra Adam.
Aku akan menghancurkan kaum mu.Lalu seperti serigala yang lapar, Silia menghias wajahnya dengan bubuk kehancuran. Dia beranjak dari meja riasnya dan segera menuju desa seberang yang tentram.
Aku akan memulainya sejak sekarang, Kasih
Aku akan mengahancurkan kaum mu
seperti saat kau menghancurkan aku.
Silia berjalan menelusuri jalan setapak yang masih dari tanah itu. Layaknya seorang Ratu yang sedang mengunjungi rakyatnya, dia berjalan dengan angkuh sekali.
Mengerlingkan mata pada tiap putra adam yang terpesona melihat penampilannya.
Mereka telah kehilangan akal.
Lalu seperti anak ayam yang baru menemukan induknya, mereka berjalan mengikuti sang wanita penggoda.
Salah seorang dari mereka mulai kehilangan kesabaran, dia berkata,Mengerlingkan mata pada tiap putra adam yang terpesona melihat penampilannya.
Mereka telah kehilangan akal.
Lalu seperti anak ayam yang baru menemukan induknya, mereka berjalan mengikuti sang wanita penggoda.
Pilihlah satu terbaik diantara kami, nona.
Aku yakin kau tak akan menyesal.
Silia tersenyum angkuh,
Untuk apa aku memilih jika aku dapat memiliki kalian sekaligus ?
Para putra adam itu terdiam, saling memandang. Salah seorang yang merasa paling gagah mendekati Silia.
Bagaimanapun kau harus memilih.
Kau tak akan cukup waktu untuk mencintai kami semua.
Baiklah jika itu mau mu. Aku memilih mu.
Pria itu tersenyum. Ada gejolak dalam hatinya yang membuatnya merasa ragu. Mereka memadu kasih. Melewatkan sepanjang waktu bersama – sama. Rasa ragu yang putra adam itu rasakan perlahan memudar. |
Aku mencintai mu, Silia.,
ucap pria itu setelah mengecup kening Silia.
Aku pun demikian.
Aku akan mencintai mu hingga roh menculik jiwa ku.
Keesokan harinya, pria itu mendatangi tempat Silia menginap semalam.
Dia terkejut saat menemui Silia sedang bersama pria lain.
Dia terkejut saat menemui Silia sedang bersama pria lain.
Demi langit dan bintang yang setia menghiasinya,
apa yang kau lakukan bersamanya, Kasih ?
Bukan kah kau telah berikrar bahwa Aku lah satu – satunya orang yang akan Kau cintai hingga salah satu dari kita mati nanti. Kau membunuh jiwa ku, Silia. |
Apa yang membuat mu mempercayai semua omong – kosong ku, Isa ?
Aku telah menemukan hidup ku disini, bersamanya..
Lupakan kisah yang tengah membelenggu sekarang, lupakan kisah kita.
Pria itu terdiam.
Rasa sakitnya cukup
untuk membuatnya diam, gemetar.
Dia membalikkan badannya,
melangkah kecil
berharap sang wanita penggoda sadar
dan memanggil dirinya.
Tapi itu tak terjadi.
Dia menoleh pada Silia dan
kekasih barunya, berkata,
Rasa sakitnya cukup
untuk membuatnya diam, gemetar.
Dia membalikkan badannya,
melangkah kecil
berharap sang wanita penggoda sadar
dan memanggil dirinya.
Tapi itu tak terjadi.
Dia menoleh pada Silia dan
kekasih barunya, berkata,
Aku mencintai mu, Silia. Bahkan jika keputusan mu untuk melupakan ku.
Lupakan aku, Isa., jawab Silia
Pria itu meninggalkan tempat itu dengan langkah penuh sesal.
Pria itu tersenyum bahagia.
Silia mengecup kening kekasih barunya.
Memegang kepalanya penuh kasih,
lalu menatap dalam pada mata
yang pemiliknya akan merasakan rasa sakit sama seperti rasa sakit yang dirasakan Isa.
Dia berkata,Memegang kepalanya penuh kasih,
lalu menatap dalam pada mata
yang pemiliknya akan merasakan rasa sakit sama seperti rasa sakit yang dirasakan Isa.
Aku sangat mencintai mu, Kasih.
Aku tak akan mencintai pria mana pun kecuali dirimu.
Pria itu tersenyum bahagia.
Aku percaya pada mu, Silia.
Mereka berpisah saat senja, pada wajahnya terdapat kabut kesedihan, tapi tidak pada Silia. Dia tetap tersenyum angkuh dan terus mengucapkan mantranya.
Keesokan Harinya Silia Kembali menjalin kasih bersama pria lain, kembali membunuh jiwa yang tulus mencintainya.
Pria itu mendapat kan prahara tertingginya. Dia menikmati praharanya dengan anggur kesedihan.
Dia duduk disamping ranjang kamarnya, mengingat kenyataan yang baru saja menyayat hatinya.
Aku membenci mu, Silia.
Aku mengutuk diri ku sendiri karena telah mencintai mu, dan mencintai kaum mu.
Aku akan membunuh jiwa kaum mu seperti kau membunuh jiwa ku sekarang.
Senyum sinis milik Silia tengah melukis wajahnya.
0 komentar:
╔═══════════════════════════════════════╗
(NOT SPAMMING and NO RACIST)
BUDAYAKAN KOMENTAR YANG BAIK
╚═══════════════════════════════════════╝
Posting Komentar